Labels

Selasa, 04 Oktober 2011

Tugas Ke-2 Perencanaan Strategis Si/Ti

Nama:: Dicksena Sesarani
NIM:: 09410100027
MK:: Perencanaan Strategis SI/TI (Tugas Ke-2)
Dosen:: Erwin Sutomo, S.Kom
PTS:: STIKOM Surabaya

Analisa & Perencanaan Strategis SI/TI Terhadap Perkembangan Prostitusi di Surabaya
Studi Kasus:: Dolly

Prostitusi…


Kata-kata tersebut sudah tidak asing lagi kita dengar. Kehidupan malam seakan sudah berakar dan menjamur di lingkungan masyarakat modern. Terlepas dari pendapat saya, prostitusi tidak bisa dianggap benar atau salah. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki pendapat dan pemikiran masing-masing yang mungkin tidak bisa diterima oleh setiap orang. Namun menurut pendapat saya sendiri prostitusi tidak sepantasnya di lestarikan atau bahkan di kembangkan, karena tidak hanya mencemari nama baik kota/daerah tersebut tapi juga bahkan Negara kita ini ikut tercemar nama baiknya. Efek negatif dari prostitusi sendiri tidak berhenti disitu saja, free sex yang dilakukan oleh para pekerja seks komersial sendiri tidak mungkin dilakukan dengan orang yang sama. Partner sex yang berbeda-beda, aktivitas seks yang tidak sehat, dan permainan-permainan yang tidak bersih dan aman dapat menyebabkan penularan penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS, penyakit kelamin seperti sifilis, kanker mulut ataupun kanker tenggorokan bagi yang sering melakukan oral sex, penyakit-penyakit berbahaya tersebut tidak hanya mengancam sang pekerja seks komersial saja, tetapi juga pelanggan-pelanggan setianya.

Untuk Teknologi Informasi yang saya sarankan sendiri untuk Dolly adalah sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Partner Sex berbentuk desktop. Dimana sebelum sistem ini diterapkan, manajemen Dolly sudah harus menerapkan ‘Delivery Order’ via telepon bagi pelanggan yang tidak ingin repot-repot datang kesana untuk memilih sendiri partner sex nya. Tidak hanya itu, karena Dolly sendiri terdiri dari banyak wisma, manajemen Dolly harus memiliki operator khusus untuk mengatasi pemesanan pelanggan via ‘Delivery Order’.


Untuk lebih jelasnya, step by step ‘Delivery Order’ dan penggunaan sistem akan saya jelaskan di bawah ini:

1.   Pelanggan yang menginginkan fasilitas ‘Delivery Order’ langsung menghubungi nomor operator Dolly untuk memesan partner sex nya.

2.   Operator akan bertanya kepada pelanggan tentang ciri-ciri partner yang mereka inginkan seperti umur, rambut (panjang/pendek), warna kulit (putih, kuning langsat, atau sawo matang), bibir (tipis/tebal), bentuk wajah (kurus,standard, atau sedikit chubby), mata (sipit, standard, lebar), hidung (mancung/agak pesek), dada (cup A-D), lingkar pinggang, pinggul (kecil, standard, besar), lingkar bokong, tinggi badan, pengalaman sex (sedikit, sedang, banyak), harga yang diinginkan (operator akan memberikan beberapa pilihan harga sesuai kebijakan),jam yang diinginkan, tempat yang diinginkan (wisma, diluar wisma (sesuai keinginan pelanggan), atau kirim kerumah langsung) pelanggan boleh tidak menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh operator, dan pada akhir pertanyaan operator akan bertanya kepada pelanggan “Apakah Anda akan ‘bermain’ soft/hard?” pertanyaan ini ditujukan agar jika pelanggan tersebut memilih hard maka partner yang akan diberikan kepada pelanggan adalah pekerja seks komersial yang ahli dan kuat dalam hal tersebut.

3.   Selanjutnya setelah semua pertanyaan di jawab operator akan menginputkan datanya ke dalam sistem. Setelah itu sistem akan memberikan jawaban sesuai ciri-ciri yang diinginkan pelanggan tersebut, hasil yang dikeluarkan oleh sistem akan tersusun atas peringkat 1 sampai 10 saran partner yang cocok untuk pelanggan tersebut, karena dikhawatirkan jika saran yang diberikan oleh sistem terlalu sedikit para pekerja seks komersial yang terpilih oleh system sudah terbooking semua. Hasil yang diberikan oleh sistem sudah termasuk harga final, jika pelanggan meminta kegiatan sex nya di wisma atau partnernya dikirim langsung ke rumah/alamat yang dituju, harga final sudah termasuk harga transport pekerja seks komersial atau harga kamar di wisma yang dipesan.


Untuk detail kebutuhan sistem adalah sebagai berikut:

1.   Master Pekerja

Berisi tentang identitas para pekerja seks komersial seperti umur, rambut (panjang/pendek), warna kulit (putih, kuning langsat, atau sawo matang), bibir (tipis/tebal), bentuk wajah (kurus,standard, atau sedikit chubby), mata (sipit, standard, lebar), hidung (mancung/agak pesek), dada (cup A-D), lingkar pinggang, pinggul (kecil, standard, besar), lingkar bokong, tinggi badan, pengalaman sex, harga (berdasarkan pengalaman dan level banyaknya pelanggan memesan), dan asal wisma.

2.   Master Wisma

Karena Dolly terdiri dari banyak wisma, maka master ini untuk menginputkan nama wisma, banyaknya kamar, dan ukuran kamar (kecil, sedang, atau besar)

Dengan adanya sistem ini, proses transaksi di Dolly berjalan dengan baik dan efisien, hal ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak Dolly, karena dengan menggunakan system ini pelanggan yang memesan via ‘Delivery Order’ tidak akan bisa bernegosiasi harga. Tidak hanya itu, wisma-wisma di Dolly tidak perlu berebut pelanggan, karena sistem ini mampu memberikan pemerataan dalam memberikan saran partner sex bagi pelanggannya.


Inilah analisa tentang prostitusi versi Dicksena Sesarani:

1.   Dilihat dari sisi Politik

Untuk kali ini saya akan sedikit mencantumkan pendapat pribadi saya tentang prostitusi dan politik. Sebenarnya prostitusi sendiri tak lepas dari kehidupan politik. Bukannya ingin mencela tentang petinggi-petinggi Negara, namun tidak sedikit petinggi-petinggi Negara atau yang berhubungan dengan partai-partai politik tertentu berhubungan dengan praktek prostitusi. Sebagian besar dari mereka banyak yang menggunakan uang mereka untuk memuaskan diri bersama para pekerja-pekerja seks komersial, seakan pepatah yang mengatakan bahwa “ada harta ada wanita” itu benar adanya.



2.   Dilihat dari sisi Ekonomi

Praktek prostitusi yang dipandang sebelah mata oleh sebagian lapisan masyarakat ternyata justru meningkatkan devisa Negara, mungkin inilah sebabnya tidak ada undang-undang yang melarang kegiatan prostitusi di Indonesia. Bahkan terdengar isu bahwa prostitusi justru akan dikembangkan di beberapa kota besar di Indonesia untuk menarik wisatawan asing. Prostitusi yang saat ini sudah berjalan di Indonesia seperti di Jakarta, Surabaya, dan Bali sendiri sudah cukup terkenal di Asia (khususnya Asia Tenggara). Hal ini juga di dukung oleh isu dan gossip yang terkenal bahwa wanita Indonesia adalah salah satu wanita yang terkenal akan kecantikannya sebagai wanita Asia, banyak sekali wisatawan yang menyukai wanita Indonesia dan datang jauh-jauh dari negaranya tidak hanya untuk menikmati alamnya yang indah, tetapi juga menikmati keindahan tubuh dan kecantikan paras wanita Indonesia.



3.   Dilihat dari sisi Sosial

Beberapa lapisan masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap praktek prostitusi ini mungkin tidak akan henti-hentinya memprotes pemerintah untuk bertindak tegas mengeluarkan UU untuk mencekal kegiatan prostitusi ini. Ini berdasarkan akan kesadaran masyarakat yang peduli terhadap lingkungan ‘bersih’ tanpa adanya pelacuran, peduli akan penyakit-penyakit berbahaya akibat kegiatan prostitusi yang mungkin saja dapat menular ke orang yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali, dan juga peduli akan kesejahteraan wanita di kalangan masyarakat.

Namun seperti yang saya katakan di awal, ada pro maka pasti ada kontra. Bagi mereka yang menyetujui prostitusi tidak akan membiarkan kegiatan ini dicekal begitu saja, karena pada kenyataannya pelanggan maupun pekerja seks komersial semakin bertambah setiap harinya. Dilihat dari sisi pekerja seks komersial, kerja capek sedikit dengan keuntungan yang besar adalah sesuatu yang sangat menggiurkan, apalagi keuntungan tersebut di dapatkan dengan cepat dan mudah. Dan dilihat dari sisi pelanggan, bagi mereka tidak masalah mengeluarkan uang berapapun, asal mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, tubuh seksi dengan paras cantik ditambah dengan fasilitas dan teknik yang hebat membuat mereka tidak bisa lagi berpikir dengan logika. Dengan peningkatan konsumen dan pendapatan yang diperoleh oleh kegiatan prostitusi setiap harinya membuat kegiatan ini tidak bisa dihapuskan begitu saja.



4.   Dilihat dari sisi Teknologi

Dilihat dari sisi teknologi untuk kegiatan prostitusi yang sekarang sepertinya tidak ada. Namun ketika sistem/aplikasi yang saya sarankan akan di implementasikan maka akan sangat berpengaruh dalam kegiatan prostitusi khususnya di Dolly, karena dapat meningkatkan efisiensi manajemen Dolly sendiri.



5.   Dilihat dari sisi Ekologi

Faktor alam yang berpengaruh terhadap kegiatan prostitusi adalah siklus dalam manusia yang dinamakan masa subur. Masa subur pada wanita ataupun pada kaum pria membawa perubahan signifikan dalam dirinya, mereka menjadi lebih agresif dan lebih bergairah. Akibat tidak bisa lagi menahan rasa yang bergejolak dalam diri mereka, mereka bisa saja melampiaskannya kepada para pekerja seks komersial



6.   Dilihat dari sisi Legal

Indonesia sendiri sebenarnya tidak ada undang-undang yang melarang praktek prostitusi, hal ini disebabkan karena prostitusi dianggap sebagai aktivitas seksual atas kesepakatan bersama atau yang biasa disebut sebagai seks komersial. Jadi selama Indonesia belum mengeluarkan UU yang tegas tentang hal ini, kegiatan prostitusi di Indonesia seperti di Dolly misalnya tidak perlu khawatir jika usahanya harus gulung tikar karena peminatnya sendiri pun masih cukup banyak.



@dicksena_yuki | Pin: 326F2AC5
www.ourbusiness.tk
Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

 
Deskripsi Iklan
Deskripsi Iklan
Deskripsi Iklan